
MALANG – “Meningkatkan Literasi, Mencerdaskan Generasi” menjadi tema pada kegiatan Merdeka Literasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa PPG Prajabatan Pascasarjana Universitas Negeri Malang prodi Bahasa Indonesia gelombang II pada Senin, 10 Juli 2023 di Gedung AVA Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Kegiatan yang dikemas dalam Training Of Trainer (ToT) Menulis Cerpen untuk Guru Sekolah Menengah ini merupakan embrio pertama yang dicetuskan dari pemenuhan salah satu mata kuliah pada program PPG, yakni mata kuliah Proyek Kepemimpinan.
Acara ini menghadirkan peserta terbatas sebanyak 20 orang dari berbagai sekolah di Malang dan sekitarnya. Kegiatan TOT ini dipandang menjadi langkah awal dalam menulis cerpen bagi para guru Bahasa Indonesia dan nantinya akan dipraktikkan kepada peserta didik di sekolah masing-masing.
Pelatihan diawali dengan pemaparan materi oleh Yuni Pratiwi, dilanjut Roekhan, dan Sutrisno Gustiraja Alfarizi. Diawali dengan materi kekuatan dalam menulis cerpen yang disampaikan oleh Yuni Pratiwi. Dalam pemaparannya, ia mengawali dengan sumber kekuatan isi cerpen yang mencakup penggabungan kenyataan dan imajinasi yang dimiliki oleh seseorang.

“Hal ini perlu dipahamkan kepada peserta didik untuk menciptakan imajinasi yang berkolaborasi dengan pengalaman yang dialami,” katanya, lewat pernyataan tertulis yang diterima redaksi sutera.id pada Selasa, 11 Juli 2023.
Dengan begitu, tambah Yuni diharapkan menulis cerpen menjadi alat komunikasi antara penulis dengan aktivitas membaca dan karya sastra.
Selanjutnya, Roekhan memaparkan materi terkait dengan tokoh dan penokohan pada penulisan cerpen. Ia menekankan dalam keberhasilan menulis cerpen salah satunya yakni dari pemilihan tokoh dan penokohan. Dalam menulis cerpen diusahakan memilih tokoh yang kuat, yakni tokoh yang memiliki keunikan, kelebihan, serta berpeluang mempunyai masalah dalam hidupnya. Semakin terdidik tokoh yang ditulis, maka persoalan untuk menyelesaikannya pun juga semakin berkualitas.
“Logikanya, karakter yang berkembang itu harus bisa diterima dalam alur cerita,” tutur Roekhan.
Kemudian, materi pelatihan diperkuat dengan pemaparan pemateri ketiga yakni terkait dengan penulisan cerpen secara berdiferensiasi dan pascamenulis cerpen yang dipaparkan oleh Sutrisno Gustiraja Alfarizi, penulis sekaligus pimpinan dari Penerbit Jagat Litera. Pihaknya memaparkan trik dan tips dalam menulis cerpen dengan sentuhan lain yang membuat cerpen tidak hanya bisa dinikmati dari satu sudut baca, melainkan dari berbagai platform yang semakin leluasa.
Pada akhir sesi, acara TOT mengajak para guru Bahasa Indonesia untuk lebih mengenal potensi diri dalam menulis cerpen sebelum diterapkan pada peserta didik. Kesimpulan akhir yang bisa diterapkan dalam kegiatan ini dengan memberikan penguatan bahwa menulis tidak menunggu waktu luang, tetapi meluangkan waktu untuk menulis. (*)