Sutera.id – Turut menyemarakkan Hari Dongeng, Pantonim, dan Teater Sedunia, Taman Baca Masyarakat (TBM) Omah Rimba, Imaji Sociopreneur, Yayasan Mimpi Indonesia, dan sejumlah komunitas menggelar Kemah Dongeng Anak Indonesia (KEDAI) di pelataran belakang Omah Rimba, dusun Watukebo, kec. Ambulu, kabupaten Jember, Jawa Timur pada Sabtu-Minggu, 26-27 Maret 2022.

Acara tersebut diikuti sekitar 40 anak-anak yang berasal dari SDN Ambulu 01, MIMA Salafiyah, MIMA Nurul Ulum, MI Mutu Watukebo, SD Andongsari IV, MI Muda Ceria Pontang, SDN Pontang II dan sejumlah komunitas seperti komunitas pecinta alam PAHAD hingga komunitas pecinta reptil Jember.

Selain sebagai media pembelajaran luar kelas dan wahana silaturahmi anak-anak, KEDAI turut menjadi ruang apresiasi minat dan bakat anak di berbagai bidang, kata Gunawan Trip, pengelola TBM Rimba. Lewat KEDAI, lanjut Gunawan, anak-anak diajak untuk berkemah di pelataran Omah Rimba guna mendekatkan ulang diri mereka dengan alam.

“Kedai menjadi ruang publik bagi anak-anak bermain dan berkumpul tanpa gadget, juga panggung bagi mereka untuk saling mengisi dan mengapresiasi minat dan bakatnya sendiri,” terangnya.

BACA JUGA Tahadduts Sastra, Bincang Buku dan Sastra (di) Pesantren

KEDAI dimulai dengan sesi membangun tenda bersama pada Sabtu sore. Malamnya, meski hujan sempat mengguyur namun tak menyurutkan semangat anak-anak untuk menonton dan mendiskusikan film, melihat dan terlibat dalam pertunjukan pantonim, serta saling mengenal dan sharing pengalamannya pada sesi api unggun.

Keesokan harinya, didampingi oleh sejumlah panitia, anak-anak diajak berkeliling untuk mengeksplor alam dan lingkungan di sekitarnya, belajar mengawetkan tanaman melalui herbarium, berkreasi mengolah pakaian bekas lewat tie dye, hingga mengenal dan berinteraksi dengan berbagai hewan reptil.

Jeihan, salah satu peserta dari SDN Ambulu 01 mengaku senang dapat mengikuti serangkaian kegiatan KEDAI.

“Senang bisa kenal sama anak-anak lain dan camping bareng-bareng,” tuturnya.

Gunawan berharap, KEDAI dapat membuka cakrawala ilmu dan memberikan pengalaman baru bagi anak-anak. Juga, membangun ingatan kolektif lewat berbagai kegiatan kreatif.

“Kesederhanaan, keseruan bermain dan belajar di alam, adalah hal-hal kecil yang ingin kami titipkan kepada anak-anak. Tanpa memiliki tujuan muluk, kami hanya ingin menitipkan ingatan itu kepada mereka, bahwa kita, pernah berada di sini bersama-sama. Itu saja,” pungkasnya. Ke depan, ia pun berharap KEDAI dapat dilakukan secara rutin dan makin banyak pihak yang terlibat di dalamnya. *


Pewarta: Haryo Pamungkas

Editor: L&M