SEBUAH NAMA 


Pada sebuah nama, yang tumbuh 
di bebatuan
Tanpa hujan, tanpa curahan
Mendirikan tembok
Batas bagi jarak yang memandang
Bintang-bintang yang lewat
Bahkan angin yang mencoba mengetuk

Kupegang erat-erat gemetar tali
Hutan hitam, bukit putih, dan langit tak berwarna
Malam ditikam pedih
dan hari-hari menjadi murung

Kini langkah surut ke laut, 
Tak ada nama terpaut
Bahkan tak lagi tersangkut pada ranting   
yang patah

Indramayu, 2020


MATA SEMERAH SAGA 


Banyak cerita luka, datang
Mengambang
Bagai jasad renik di laut, keliar dan perahu layar 

Sore itu langit dengan mata semerah saga
Menugur pada kisahmu
Bunga merah melayang rebah
Jatuh ke lembah
Mengalir bersama sungai
Jadi batu-batu, air mata

Adakah lagi hujan, membasuh
Wajah lusuh 
Menyibak kembali alir warna bibir

Indramayu, 2020

Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Email ffarisalffaisal@gmail.com, Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris, IG @ffarisalffaisal, dan SMS/WA 0811-2007-934