Kesaksian Tas Pinggang

 
barangkali, harus pulang
terlalu jauh kita melukis badan jalan
memintal persuaan demi persuaan
sedang lantang bernyanyi lagu perpisahan
 
pada tulang pipi yang berdebu
mengukir mungkir kita tak mampu
demikian pesat langkah kaki waktu
lewatkan persimpangan beribu
 
harus pulang, tanpa lagi penawaran
lelahku melingkar dan menulis kesaksian
 
(Mojokerto, 2021)

Berabad

Berabad, aku masih ingin dan senantiasa memelihara ingin menikmati ruap nafas dari bibirmu yang berpelangi. Agar aku memiliki kebun hijau di kehidupan nanti.

Berabad, mungkin aku tak mampu membalas cintamu dengan bahasaku. Petir di tengah hujan menyindir berulang. Aku hanyalah lelaki petualang dengan remah-remah perjalanan bersilang. Engkau adalah perempuan pemilik rahim istana dan raja-raja akan lahir dari sana.

Berabad kemudian, menggarit luka di hatimu adalah sejati dari kesejatiannya penyesalan.

(Mojokerto, 2021)


Anjrah Lelono Broto, Aktif menulis esai, cerpen, serta puisi di sejumlah media masa. Karya tunggalnya adalah Esem Ligan Randha Jombang (antologi geguritan, 2010), Emak, Sayak, Lan Hem Kothak-Kothak (antologi cerkak, 2015), “Nampan Pencakan (Himpunan Puisi, 2017), Permintaan Hujan Jingga (antologi puisi, 2019), dan Kontra Diksi Laporan Terkini (antologi puisi, 2020). Sekarang bergiat di Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA).