Sisa Desember

Aroma hujan hari itu

Masih menjadi sesaji rindu

Yang bergelimpangan

Di tengah riuh bayangmu

Dan mengerang

Pada musim yang menjeratnya

Kemarau telah rebah

Di matamu yang penuh gelombang

Dan Desember masih mendayu

Seperti gerimis

Yang selalu berbisik

Pada bongkahan pagi

Dan aku mengutuk musim

Yang merenggutmu

Pada semadi hujan

Yang membawa kemarau Pada lembah dadamu


Nรจmor





Bila tubuhku kemarau

Aku berjalan

Di tebing sawahku

Menerjali sebuah senyum

Di antara setapak rasa

Aku dan kerikil jalanan

Bagai jejak rindu

Yang mengurai doa

Dan mengulas waktu

Aku dan desaku

Bagai kata dan puisi

Selalu gamang dan gusar

Aku dan Ibuku

Bagai doa yang berjejal

Di beberapa sajadah kelu

Dan duka waktu